13 Agustus 2007

PSIS Dalam Analisa ---PSIS vs Sriwijaya---

Hari Sabtu (4/8) kemarin, PSIS menjalani partai perdana mereka di putaran kedua. Lawannya kali ini adalah tim "Wong Kito Galo" Sriwijaya FC. Partai kali ini agak berbeda dari yang sudah dijalani oleh skuad asuhan Bonggo Pribadi ini, sebelum-sebelumnya. Pasalnya, partai ini berlangsung pada malam hari.
Namun hal itu tidak menyurutkan semangat Julio Lopez dkk. untuk memberikan perlawanan kepada tamunya.

Seperti biasa, Sriwijaya selalu dapat menunjukkan performa apiknya, meski mereka bermain di kandang lawan. Umpan-umpan serta sentuhan-sentuhan yang dikombinasikan dengan kecepatan trio Zah Rahan, Lenglolo, dan Kith Kayamba membuat PSIS Semarang begitu kesulitan membendung serangan-serangan mereka. Beruntung saja kiper I Komang Putra tampil cukup baik pada pertandingan kali ini, walau harus rela gawangnya dibobol dua kali.
Sriwijaya tampil dominan pada babak pertama. Possesion 55% berbanding 45% untuk Sriwijaya serta total shots 6 berbanding 3 untuk Sriwijaya pada babak petama menjadi bukti nyata.

Meskipun begitu, Sriwijaya sempat tertinggal lebih dulu lewat gol Hari Salisburi. Beruntung akhirnya mereka mampu menyamakan kedudukan tidak lama setelah itu, lewat sundulan Zah Rahan memanffatkan crossing Kith Kayamba.
Di awal babak kedua lagi-lagi PSIS memimpin 2-1, kali ini lewat tendangan penalti Julio Lopez. Hukuman penalti diberikan oleh wasit Jimmy Napitupulu setelah Julio Lopez dijatuhkan oleh pemain belakang Sriwijaya di daerah terlarang.
Namun lagi-lagi, skor mampu disamakan oleh Sriwijaya menjadi 2-2. Berawal dari sebuah serangan dari sayap kanan, Kith Kayamba berhasil menyelesaikan crossing cantik dari rekannya dengan sebuah tendangan terarah ke gawang IKP.
Skor imbang 2-2 akhirnya bertahan hingga babak kedua usai.

Pelatih PSIS, Bonggo Pribadi, kali ini menurunkan formasi yang berbeda dari biasanya. Jika biasanya mengandalkan pakem 3-5-2, di mana Lopez dan Khusnul jadi tumpuan di depan, kali ini formasi 4-4-2 yang dipilihnya. Khusnul bermain di sayap kanan, sementara di depan Lopez berduet dengan Indriyanto Nugroho. DI tengah ada duet Joao Carlos sebagai playmaker dan Kahudi sebagai jangkar. Sementara di belakang, Maman dan Zoubairou bertindak sebagai center back.
Baik di line-up maupun di bench, tidak terdapat tiga nama pemain baru mereka, Didier Koutozi, Igor Joksimovic, dan Marthen Tao.
Koutozi dan Joksimovic kabarnya belum disahkan oleh BLI, sementara Marthen Tao masih berjuang memulihkan cederanya.
Meskipun begitu, permainan PSIS seharusnya tetap dapat menjanjikan.

Ridwan yang selama ini baik di timnas maupun di klubnya dikenal sebagai pemain yang rajin melakukan akselerasi ke depan, tidak terlihat aksinya malam itu.
Bagitu pula Joao Carlos, belum dapat mempertotonkan skill ciamiknya dengan sempurna.
PSIS meski sudah berganti formasi, cara bermainnya masih sama seperti dulu. Lebih senang mengalirkan bola langsung dari belakang ke depan. Yang dituju pasti Julio Lopez. Sriwijaya sendiri sepertinya sudah mengantisipasi cara main mereka. Wajar saja kalau serangan PSIS sering kandas.
Koordinasi di belakang juga belum sempurna. Dua gol Sriwijaya, menurut saya murni kesalahan pemain belakang. Dan gol kedua Sriwijaya oleh Kith Kayamba, menjadi klimaks penampilan buruk barisan pertahanan PSIS yang digalang oleh Maman Abdurrahman.
Bagaimana mungkin bola crossing bisa melaju dengan begitu mulus menuju langsung ke Kith Kayamba tanpa ada satupun pemain belakang PSIS yang berusaha memotong?
Para pendukung PSIS memang patut kecewa. Dua kali keunggulang disia-siakan begitu saja oleh keteledoran barisan pertahanan mereka.

Untuk ke depannya, saya harapkan agar para pemain PSIS lebih memfokuskan latihan-latihan mereka kepada permainan taktis dengan satu dua sentuhan dari kaki ke kaki. Tinggalkan kebiasaan lama yang masih suka memberikan umpan panjang ke arah Lopez atau pemain depan lainnya.
Sementara untuk barisan pertahanan, sepertinya perlu ditingkatkan lagi masalah speed. Pada partai kemarin terlihat jelas bagaimana Maman Abdrurrahman tidak mampu mengimbangi kecepatan lari para penyerang-penyerang Sriwijaya.
Selain itu benahi pula koordinasi di belakang. Rajin-rajinlah untuk kembali ke pos masing-masing apabila kehilangan bola.
Pesan saya untuk tim PSIS :
Tetaplah jaga kekompakkan tim dan tetaplah semangat!
Ingat, warga Semarang selalu berada di belakangmu!

Tidak ada komentar:

 
>