Tampilkan postingan dengan label Hot Issue. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hot Issue. Tampilkan semua postingan

13 September 2008

Fenomena Friendster

Menulis itu . . . . . . .

Kali ini saya ingin menulis sesuatu yang mungkin bakal membuat gusar para pemilik Friendster yg levelnya udah Friendster-holic, dan sesuatu yang telah menjadi fenomena di semua kalangan (anak muda khususnya) tentang Friendster.

Seperti yang kita tahu, Friendster merupakan salah satu situs komunitas terbesar di Dunia. dan member yang terbanyak berasal dari benua asia (include Indonesia) pada awalnya fungsi Friendster itu hanya sebagai situs yg memuat profile kita dan untuk mencari kenalan di dunia maya tentunya.

Namun seiring berjalannya waktu dengan peningkatan di situs friendster, (contoh dibuadnya FS Versi Mobile sehingga bisa OL lewat HP) kemudian terintegrasi dengan flicker,dan masih banyak lagi tambahan Add-on laiinya.

yang saya ingin bahas adalah FS yang berubah fungsi. mulai dari Foto, Comment, Profile, dan tentu saja ajang "Narsis" .


Fungsi FS

FS yang tadinya hanya untuk mencari teman dan ajang untuk bertemu dengan teman-teman alumni SD,SMP,SMA,atau universitas kini berubah menjadi ajang untuk untuk "Kebolehan" maksudnya adalah ada beberapa fs teman saya yang cuma nonjol di profile dengan isi yang nyeleneh dan tentunya dengan Widget yang amad sangat berat, di sertai gambar sang idola (mohon yang merasa jangan marah karena ini cuma opini saya). dan fungsi FS kini menjadi media untuk mengetahui keadaan atau mengirim informasi terkini alias berubah fungsi menjadi kirim "SMS" dalam hal ini menggunakan media comment (ok hal ini akan saya bahas di bagian berikutnya). dan ada yang pernah bilang (dan saya juga secara tak sengaja bilang >_> atau memang sudah membudaya) bahwasannya tak punya FS=Gaptek (gagap teknologi) yah mungkin asumsi anak muda sekarang itu hal yang wajib punya. . . . . .. . . . . dan sisanya kembali ke opini kita masing-masing.

Comment FS
Comment FS atau di Webnya ditulis "Testimonial" (Artinya pengghargaan) berubah fungsi yang tadinya berisi komentar tentang pemilik Fs itu sendiri dari yang mengunjungi Fs menjadi CHATBOX (sungguh gak ada kerjaan). dan kata teman saya, populer atau gaknya FS orang itu dilihat dari banyaknya Comment Dan Testi yang dia Terima ( ngabisin Quota buad ngetesti dan comment doank. . . . . . . . sungguh buang waktu). seperti yang saya bilang Comment yang berubah fungsi menjadi CHATBOX di FS dikarenakan isi testi yang seakan-akan cuma nanya hal yang gak penting. Example:
"Hai makasih yah Add FSkuw"
(ini sih klo yang nge-add kita, klo kita yg approve lain lagi ceritanya)
"Hei XXXXX bsok ada pelajaran apa???? oh yah nanti aku balas testinya nih mw Op"
(hari gini ngisi testi yang gituan dan mw bilang opp aja di FS?? ngabisiin Quota internet aja >_> lagian masih bisa pake SMS kan??? jadi apa gunanya Hp?)

dan masih banyak lagi Comment yang senada dengan yang diatas. dan tragisnya lagi Comment ini Up2date dalam hitungan menit saja. kaya pesan sms (kalau memang kebetulan sang empunya FS sedang OL)

Oh yah satu lagi, mungkin pihak keamanan FS belum memperkuad pertahanan mereka di bagian SPAMING COMMENT.

SPAMMING COMMENT disini adalah comment yang berisi hal-hal yang gak penting dan sangat mengganggu sehingga membuat yang melihat FS dan juga sang pemilik FS jengkel atau kesal. Sebagai contoh beberapa bulan yang lalu saya menerima Comment dari seorang yang tak saya kenal. kemudian saya cek di Pending comment dan isinya WEW . testi dengan gambar P**N (ayo itu disensor, sisanya artikan sendiri nanti terjerat undang-undang ITE) dan tentu saja nama yg punya FS itu di Profilenya sama Foto udah kena Hack dan diganti dengan gambar yang "Tak layak Lihat" kecuali yang maniak >_>. so hati-hati kalian bagi yang menerima comment FS dari orang yang tak dikenal.

Foto FS
Foto FS. . . . . . .Hmmmmm saya mw komentar apa yah??? oh yah tentang "Narsis" seperti yang saya singgung di atas. Foto FS sekarang (yang dulunya hanya di perbolehkan 10 buah) berubah menjadi Album Foto Online yang dipamerkan ke siapa saja yang maw lihat koleksi fotonya (sebenarnya sih sah-sah saja klo fotonya itu foto gokil dia, atau foto bareng temen, dan yang laiinya) tapi sayangnya Album foto itu jadi Album "Narsis" yang memuat foto dia dengan gaya yang sama tapi bajunya yang beda, dan sudut yang berbeda pula >_> (apa gunanya kamera HP dan kamera digital) dan gaya-gaya foto yang aneh seperti nonjolin mulut (biar dibilang chubby), pipi tembem (pipinya di tiup biar kaya bunder seperti pipi anak bayi yang bulad), foto refleksi (foto depan kaca), Foto-Genic (yang ini udah tahu klo ketemu kamera kaya model >_> ), Foto bareng sang Pacar (pasti udah tahu alasannya) dan lain-sebagainya. Klo untuk Foto kartun sih gak apa-apa. selama tidak menggangu stabilitas Web FS dan selama kamu masih dikenali oleh orang lain.

Profile FS
hmm Profile FS ini saya cuma bisa komentar gini "Rata-rata isi profile nya ada yang nyeleneh dan mungkin inspiratif,atau mungkin terlalu jujur (tergantung yang ngelihat FS itu sendiri gimana komentarnya) kemudian berubah menjadi Profile "Narsis" yang emang bener-bener nunjukin "Ini GWE!!!" dengan ini profile yang panjang lebar, dengan Glitter teks yang panjang dan cape buat ngeload FS, kemudian gambar-gambar sang idola, dan lain-lain. kalau bagian ini sih sah-sah saja toh saya juga kadang ngakak baca profile mereka.

Layout FS
Apa yang ada di benak Anak muda klo di tanya "Layout FSmu apa???" 99,99% pasti menjawab dengan serentak "EMO. . . . .HIDUP EMO". Emo apanya emang kamu sendiri ngerti jalan hidup emo kaya apa??? katanya emo itu keren lah, soalnya rada-rada gelap dan Gaul (yah terserah lah dari pada jadi anak Punk yang gak karuan tapi gak mengganggu keadaan sekitar)kemudian Layout kedua yang paling orang pasang adalah "Foto dia Sendiri" membuat FS itu menjadi tambah "Narsis".


Ket: Narsis adalah Sindrom yang membuat seseorang cenderung menunjukkan dirinya secara berlebihan. atau menunjukkan siapa dirinya dengan cara yang menonjol atau yang mungkin menjurus ke pengertian itu (ini menurut saya loh)

bener-bener dah FS, FS

oh yah ada satu lagi. Karena FS sekarang udah support HP dengan layanan WAP maka para Friendster-Holic bisa OL 24 Jam (kalau dia mau) belum lagi pake Provider GPRS yang murah dan cepat (klo di indonesia paling murah masih dari Indosat) nah jadi gak perlu khawatir dengan pulsa mereka selama Quotanya gak terlalu banyak.

sungguh sangat membuang waktu.

*Taken from Awalsan Blog www.awalsanblog.blogspot.com

Obama-Mccain on Middle East

With the Democratic Party primaries over, American voters can focus on issues of political substance. For instance: How do the two leading candidates for U.S. president differ in their approach to Israel and related topics? Parallel interviews with journalist Jeffrey Goldberg of The Atlantic, who spoke in early May with Democrat Barack Obama and in late May with Republican John McCain, offer some important insights.

John McCain and Barack Obama, in close discussion.

Asked roughly the same set of questions, they went off in opposite directions. Obama used the interview to convince readers of his pro-Israel and pro-Jewish bona fides. He thrice reiterated his support for Israel: "the idea of a secure Jewish state is a fundamentally just idea, and a necessary idea"; "the need to preserve a Jewish state that is secure is … a just idea and one that should be supported here in the United States and around the world"; and "You will not see, under my presidency, any slackening in commitment to Israel's security."

Obama then detailed his support within four specifically Jewish contexts.

  • Personal development: "when I think about the Zionist idea, I think about how my feelings about Israel were shaped as a young man—as a child, in fact. I had a camp counselor when I was in sixth grade who was Jewish-American but who had spent time in Israel."
  • Political career: "When I started organizing, the two fellow organizers in Chicago were Jews, and I was attacked for associating with them. So I've been in the foxhole with my Jewish friends."
  • Ideas: "I always joke that my intellectual formation was through Jewish scholars and writers, even though I didn't know it at the time. Whether it was theologians or Philip Roth who helped shape my sensibility, or some of the more popular writers like Leon Uris."
  • Philosophy: "My staff teases me sometimes about anguishing over moral questions. I think I learned that partly from Jewish thought, that your actions have consequences and that they matter and that we have moral imperatives."

In contrast, McCain felt no need to establish his Zionism nor his pro-Jewish credentials. Taking them as a given, he used his interview to raise practical policy issues, particularly the threat from Iran. For example, asked about the justness of Zionism, he replied that "it's remarkable that Zionism has been in the middle of wars and great trials and it has held fast to the ideals of democracy and social justice and human rights," then went on: "I think that the State of Israel remains under significant threat from terrorist organizations as well as the continued advocacy of the Iranians to wipe Israel off the map." Again referring to Iran, McCain committed himself "to never allowing another Holocaust." He referred to the threatened destruction of Israel as having "profound national security consequences" for the United States and he stressed that Tehran sponsors terrorist organizations intent "on the destruction of the United States of America."

A second difference concerns the importance of the Arab-Israeli conflict. Obama presented it as an "open wound" and an "open sore" that infects "all of our foreign policy." In particular, he said, its lack of resolution "provides an excuse for anti-American militant jihadists to engage in inexcusable actions." Asked about Obama's statement, McCain slammed the idea that radical Islam results mainly from the Arab-Israeli confrontation: "I don't think the conflict is a sore. I think it's a national security challenge." Were the Israeli-Palestinian issue resolved tomorrow, he pointedly continued, "we would still face the enormous threat of radical Islamic extremism."

Finally, the two disagree on the import of Israelis continuing to live on the West Bank. Obama placed great emphasis on the topic, commenting that if their numbers continue to grow, "we're going to be stuck in the same status quo that we've been stuck in for decades now." McCain acknowledged this as a major issue but quickly changed the topic to the Hamas campaign of shelling Sderot, the besieged Israeli town that he personally visited in March, and whose predicament he explicitly compares to the mainland United States coming under attack from one of its borders.

Goldberg's twin interviews underscore two facts. First, major-party candidates for the U.S. presidency must still pay homage to warm American ties to Israel, no matter how, as in Obama's case, dramatically this may contradict their previously-held views. Second, whereas McCain is secure on the topic, Obama worries about winning the pro-Israel vote.

*Taken from Mr. Daniel Pipes Web
 
>